Rabu, 28 November 2012

Tugas softskill ~ Karangan Ilmiah secara singkat

KARANGAN ILMIAH
PROSPEK WIRAUSAHA DI BIDANG FASHION BATIK INDONESIA
HANOMAN ART, BALI


 
Disusun oleh:
Nama      :        Irfani Nafisah
NPM       :        29210038
Jurusan   :        Akuntansi
Kelas       :        3EB01


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan karangan ilmiah materi kewirausahaan dengan judul “Prospek Wirausaha Di Bidang Fashion Batik Indonesia”.
Karangan ilmiah ini dibuat berdasarkan materi tentang wirausaha di bidang fashion batik yang bertujuan untuk membuka pemikiran kita tentang dunia usaha khususnya di bidang bisnis yang sangat menjanjikan dalam prospek atau segi profit bisnisnya, penulis berharap dengan karangan ilmiah ini dapat membagi sedikit ilmu wirausaha untuk membuka wawasan kita mengenai dunia wirausaha yang sedang bagus perkembangannya terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Dalam penulisan karangan ilmiah ini jika terdapat kekeliruan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dengan demikian tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desi Restiani, selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 2 dan tidak lupa saya menyampaikan terima kasih setulusnya kepada para pembaca yang dengan senang hati dan antusias membuka wawasan dengan membaca karangan ilmiah ini.

              Depok, 28 November  2012

                                                                                                         Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun lalu, Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Representatif karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia, serta memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya tak-benda pada saat ini dan di masa mendatang. Dalam menyiapkan nominasi, para pihak terkait telah melakukan berbagai aktivitas, termasuk melakukan penelitian di lapangan, pengkajian, seminar, dan sebagainya untuk mendiskusikan isi dokumen dan memperkaya informasi secara bebas dan terbuka.
UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal. Hal itu terlihat dari bayi yang digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kain batik. Selain itu, pakaian dengan corak sehari-hari juga dipakai secara rutin dalam kegiatan bisnis dan akademis.
Dunia mengakui keistimewaan batik, dan dari sini lah dapat terlihat peluang bisnis yang menjanjikan di bidang fashion batik. Seluruh kalangan memburu batik, baik dari model resmi atau pun nonresmi untuk kegiatan sehari-hari.
Jika batik Indonesia sampai sejauh ini dimuliakan di dunia, itu semua karena mereka yang turun-temurun hidup dengan baik dan setiap hari menghidupkan batik.
 1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan karangan ilmiah ini adalah :
1.      Bagaimana proses pendistribusian Batik Indonesia Hanoman Art Bali?
2.      Bagaimana proses pencatatan pemasukan dan pengeluaran Hanoman Art Bali?

1.3    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karangan ilmiah ini adalah :
1.      Untuk melengkapi tugas softskill mata kuliah Bahasa Indonesia 2 dengan Dosen Ibu Desi Restiani dengan judul “Prospek Wirausaha Di Bidang Fashion Batik Indonesia“.
2.      Untuk mengetahui proses jual-beli dan distribusi batik Indonesia Hanoman Art, Bali.
3.      Untuk mengetahui cara pencatatan dan prosentase keuangan Hanoman Art.


 
BAB II
HIPOTESA
2.1        Proses Pendistribusian dan Pencatatan
Berbagai corak Batik Indonesia menandakan adanya berbagai pengaruh dari luar mulai dari kaligrafi Arab, burung phoenix dari Cina, bunga ceri dari Jepang, sampai burung merak dari India atau Persia. Tradisi membatik Indonesia juga diturunkan dari generasi ke generasi. Ini memperlihatkan batik terkait dengan identitas budaya rakyat indonesia. Berbagai arti simbolik dari warna dan corak mengekspresikan kreativitas dan spiritual rakyat Indonesia.
Namun tidak bagi Hanoman Art di Bali, corak batik yang dijual adalah corak khas Indonesia yang dikhususkan, tidak banyak. Hanoman Art berdiri sejak tahun 2000. Sudah 12 tahun toko ini menjual batik-batik khas Tuban dan Madura. Tiap-tiap baju atau bahan barang lainnya memiliki corak yang berbeda-beda. Sehingga menimbulkan daya tarik lebih bagi para pelanggan, terutama para tourist.
Dalam satu bulan, toko batik keluarga ini mengambil barang langsung dari Tuban dan Madura sebanyak tiga kali. Harga jual barang Hanoman Art Bali bisa mencapai dua sampai tiga kali lipat dari harga beli. Batik-batik yang berukuran kecil harga jualnya berkisar sekitar tiga kali lipat harga beli, namun yang berukuran besar berkisar dua kali lipat dari harga beli.
Pencatatan pemasukan dan pengeluaran dicatat setiap terjadi transaksi. Baik transaksi pembelian ataupun penjualan. Pengontrolan, pengecekan barang pun dilakukan setiap hari agar transaksi jual-beli terproses dan terdistribusi dengan baik.

 2.2        Analisis Data
Berikut beberapa harga beli dan harga jual barang Hanoman Art, Bali :
Keterangan
Harga Beli
Harga Jual
Keuntungan
Scarf
Rp              45.000,-
Rp            150.000,-
Rp          105.000,-
Seser
Rp              30.000,-
Rp            100.000,-
Rp            70.000,-
Kain batik
Rp            450.000,-
Rp         1.000.000,-
Rp          550.000,-
Total
Rp            525.000,-
Rp        1.250.000,-
Rp         725.000,-
Hanoman Art, Bali.
Perhitungan secara abstrak
Prosentase keuntungan / laba kotor :
Rp 725.000,-  x 100% = 138%
Rp 525.000,-
Dengan biaya angkut, biaya perjalanan dan biaya-biaya lainnya yang berkisar sekitar Rp 200.000,- maka laba yang diperoleh :
Rp 725.000 – Rp 200.000 = Rp 525.000,-
Prosentase laba bersih :
Rp 525.000,- x 100% = 100%
Rp 525.000,-
Dengan laba kotor yang berkisar sekitar 138% dan laba bersih mencapai 100%, maka dari data tersebut terlihat jelas modal sudah tertutupi dengan laba bersih yang diperoleh.
Perhitungan perbulan
Apabila omset dalam satu bulan diketahui sebesar Rp 15.000.000,- sampai dengan Rp 20.000.000,- sedangkan dalam satu bulan terjadi transaksi pembelian sebanyak tiga kali dengan harga beli Rp 1.500.000,-/transaksi sampai dengan Rp 2.000.000,-/transaksi, maka harga beli dalam satu bulan berkisar sekitar :
Rp 1.500.000,- x 3 = Rp 4.500.000,-
Rp 2.000.000,- x 3 = Rp 6.000.000,-
Dengan harga beli dan omset perbulan tersebut maka dapat disimpulkan prosentase omset sebesar :
-          Pembelian Rp 4.500.000,- dalam satu bulan, maka :
Rp 15.000.000,- x 100% = 333%
            Rp 4.500.000,-
Rp 20.000.000,- x 100% = 444%
            Rp 4.500.000,-
-          Pembelian Rp 6.000.000,- dalam satu bulan, maka :
Rp 15.000.000,- x 100% = 250%
            Rp 6.000.000,-
Rp 20.000.000,- x 100% = 333%
Rp 6.000.000,-
Maka dapat disimpulkan, keuntungan rata-rata bersih yang diperoleh dalam satu bulan memiliki prosentase sebesar 250% hingga 444%.


BAB III
PENUTUP
3.1    Simpulan
Berdasarkan uraian-uraian di atas dan analisa yang penulis tuangkan dalam bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
§  Memperkaya dan memperkhusus corak batik menimbulkan minat pelanggan untuk membeli batik, sehingga transaksi jual-beli tetap berjalan lancar.
§  Dalam sekali transaksi, Hanoman Art, Bali memperoleh laba kotor dengan prosentase 138% dan memperoleh laba bersih dengan prosentase 100%.
§  Sedangkan keuntungan perbulan, Hanoman Art, Bali memperoleh prosentase sekitar 250% hingga 444%.
Berbisnis merupakan jaminan masa depan. Begitu juga berbisnis di bidang fashion batik. Semakin banyaknya masyarakat dalam dan luar negri yang mencintai Batik Indonesia, menyebabkan bisnis fashion batik berkembang pesat. Lokasi berbisnis pula lah yang menentukan besarnya laba.
Apabila dibandingkan dengan bisnis lain, penjualan baju muslim ataupun baju sekolah, dapat dilihat bahwa baju muslim secara mayoritas hanya dibeli oleh orang-orang muslim, dan baju sekolah digunakan oleh anak-anak sekolah. Pangsa pasar pun sulit meluas. Sedangkan batik, berbagai macam kaum menyukai dan menggunakan, pangsa pasar pun dapat meluas, baik di dalam ataupun di luar negeri.
3.2     Saran
Berdasarkan kesimpulan dari uraian tersebut penulis mencoba memberikan saran-saran yang kiranya akan bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang sebagai berikut :
1.      Hendaknya Hanoman Art, Bali mempertahankan lokasi strategis untuk mendapatkan laba yang maksimal.
2.      Dalam menetapkan kebijakan harga hendaknya dapat memperhatikan daya beli konsumen.
3.      Memperkaya motif dan warna corak batik harus tetap terlaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perusahaan dan Negara yang Mengacu pada International Financial Reporting Standards

A.   Sekilas mengenai IFRS ( International Financial Reporting Standards ) IFRS (Standar Pelaporan Keuangan Internasional) merupaka...