Minggu, 14 Juli 2013

Hubungan Antara Nilai Tukar, Cadangan Devisa, Ekspor Bersih, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)


Hubungan Nilai Tukar dengan Fluktuasi IHSG
            Kurs atau nilai tukar adalah harga dimana penduduk antar negara saling melakukan perdagangan. Nilai tukar merupakan indikator penting yang akan berpengaruh pada aktivitas di pasar saham maupun pasar uang. Jika nilai kurs turun maka harga barang domestik akan relatif lebih murah dibandingkan harga barang di luar negeri. Hal ini akan mengakibatkan penduduk domestik akan membeli sedikit barang barang impor dan orang-orang asing akan membeli lebih banyak produk domestik. Akibatnya jumlah ekspor akan lebih tinggi daripada impor dan akan terjadi surplus neraca pembayaran. Neraca pembayaran yang baik akan menarik minat dan kepercayaan investor terhadap perokonomian Indonesia.Para investor akan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dan perdagangan saham di pasar modal pun akan meningkat. Karena permintaan semakin meningkat maka akan berpengaruh terhadap harga saham, yaitu cenderung naik.

Hubungan Cadangan Devisa dengan Fluktuasi IHSG
            Cadangan devisa merupakan ukuran yang dapat dilihat untuk mengukur tingkat pendapatan suatu negara. Jika cadangan devisa suatu negara tinggi maka semakin tinggi juga pendapatan yang diterima negara tersebut. Cadangan devisa akan berkaitan erat dengan neraca pembayaran suatu negara. Jika cadangan devisa suatu negara tinggi maka neraca pembayaran akan surplus. Surplus neraca pembayaran ini akan membuat investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia dan akan meningkatkan perdagangan saham di pasar modal dalam negeri serta menyebabkan peningkatan pada harga saham.

Hubungan Ekspor Bersih dengan Fluktuasi IHSG
            Ekspor bersih merupakan selisih antara ekspor dan impor. Peningkatan pada ekspor bersih berarti ekspor akan lebih besar daripada impor. Ekspor bersih yang meningkat akan berpengaruh pada neraca pembayaran dan menyebabkan surplus neraca pembayaran. Neraca pembayaran yang baik akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di dalam negeri dan akan berdampak pada peningkatan perdagangan saham di pasar modal.Sehingga mempengaruhi harga saham pada bursa efek.

Hubungan Suku Bunga dengan Fluktuasi IHSG
Tingkat suku bunga SBI juga merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi harga saham.Suku bunga SBI bisa mempengaruhi suku bunga deposito yang merupakan salah satu alternatif bagi investor untuk mengambil keputusan dalam menanamkan modalnya. Jika suku bunga yang ditetapkan meningkat, investor akan mendapat hasil yang lebih besar atas suku bunga deposito yang ditanamkan sehingga investor akan cenderung untuk mendepositokan modalnya dibandingkan menginvestasikan dalam saham. Hal ini mengakibatkan investasi di pasar modal akan semakin turun dan pada akhirnya berakibat pada melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan.
  
Hubungan Inflasi dengan Fluktuasi IHSG
            Inflasi dan perekonomian sangat saling berkaitan. Apabila inflasi tinggi maka pertumbuhan ekonomi akan terhambat. Tingginya tingkat inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat dan juga meningkatnya harga faktor produksi. Hal itu biasanya akan berdampak pada anggapan pesimis mengenai prospek perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang terkena dampak inflasi sehingga dapat mempengaruhi penawaran harga saham perusahaan tersebut dan pada akhirnya berakibat pada pergerakan indeks harga saham di BEI.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat digambarkan kerangka teori sebagai berikut :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perusahaan dan Negara yang Mengacu pada International Financial Reporting Standards

A.   Sekilas mengenai IFRS ( International Financial Reporting Standards ) IFRS (Standar Pelaporan Keuangan Internasional) merupaka...