KARANGAN ILMIAH
PROSPEK
WIRAUSAHA DI BIDANG FASHION BATIK INDONESIA
HANOMAN ART, BALI
Disusun oleh:
Nama : Irfani Nafisah
NPM : 29210038
Jurusan : Akuntansi
Kelas : 3EB01
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan karangan ilmiah materi
kewirausahaan dengan judul “Prospek Wirausaha Di Bidang Fashion Batik Indonesia”.
Karangan
ilmiah ini dibuat berdasarkan materi tentang wirausaha di bidang fashion batik
yang bertujuan untuk membuka pemikiran kita tentang dunia usaha khususnya di bidang
bisnis yang sangat menjanjikan dalam prospek atau segi profit bisnisnya,
penulis berharap dengan karangan ilmiah ini dapat membagi sedikit ilmu
wirausaha untuk membuka wawasan kita mengenai dunia wirausaha yang sedang bagus
perkembangannya terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Dalam
penulisan karangan ilmiah ini jika terdapat kekeliruan, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Dengan demikian tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Desi Restiani, selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 2 dan tidak
lupa saya menyampaikan terima kasih setulusnya kepada para pembaca yang dengan
senang hati dan antusias membuka wawasan dengan membaca karangan ilmiah ini.
Depok,
28 November 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun lalu, Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkannya ke
dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia
(Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam
Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda di Abu
Dhabi, Uni Emirat Arab.
UNESCO
memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Representatif karena telah memenuhi
kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat
Indonesia, serta memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya
tak-benda pada saat ini dan di masa mendatang. Dalam menyiapkan nominasi, para
pihak terkait telah melakukan berbagai aktivitas, termasuk melakukan penelitian
di lapangan, pengkajian, seminar, dan sebagainya untuk mendiskusikan isi
dokumen dan memperkaya informasi secara bebas dan terbuka.
UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia
mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia
mulai dari lahir sampai meninggal. Hal itu terlihat dari bayi yang digendong
dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang
meninggal ditutup dengan kain batik. Selain itu, pakaian dengan corak
sehari-hari juga dipakai secara rutin dalam kegiatan bisnis dan akademis.
Dunia mengakui keistimewaan batik, dan dari
sini lah dapat terlihat peluang bisnis yang menjanjikan di bidang fashion
batik. Seluruh kalangan memburu batik, baik dari model resmi atau pun nonresmi
untuk kegiatan sehari-hari.
Jika batik Indonesia sampai sejauh ini dimuliakan di dunia, itu semua karena
mereka yang turun-temurun hidup dengan baik dan setiap hari menghidupkan batik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan
karangan ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana proses pendistribusian Batik Indonesia Hanoman Art Bali?
2. Bagaimana proses pencatatan pemasukan dan pengeluaran
Hanoman Art Bali?
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan karangan ilmiah ini adalah :
1. Untuk melengkapi tugas softskill mata
kuliah Bahasa Indonesia 2 dengan Dosen Ibu Desi Restiani dengan judul “Prospek Wirausaha Di Bidang Fashion Batik Indonesia“.
2. Untuk mengetahui proses jual-beli dan distribusi batik Indonesia Hanoman
Art, Bali.
3. Untuk mengetahui cara pencatatan dan prosentase keuangan Hanoman Art.
BAB II
HIPOTESA
2.1
Proses Pendistribusian dan Pencatatan
Berbagai corak Batik Indonesia menandakan
adanya berbagai pengaruh dari luar mulai dari kaligrafi Arab, burung phoenix
dari Cina, bunga ceri dari Jepang, sampai burung merak dari India atau Persia.
Tradisi membatik Indonesia juga diturunkan dari generasi ke generasi. Ini
memperlihatkan batik terkait dengan identitas budaya rakyat indonesia. Berbagai
arti simbolik dari warna dan corak mengekspresikan kreativitas dan spiritual
rakyat Indonesia.
Namun tidak bagi Hanoman Art di Bali, corak
batik yang dijual adalah corak khas Indonesia yang dikhususkan, tidak banyak. Hanoman Art berdiri sejak tahun 2000. Sudah
12 tahun toko ini menjual batik-batik khas Tuban dan Madura. Tiap-tiap baju atau bahan barang lainnya memiliki corak yang
berbeda-beda. Sehingga menimbulkan daya tarik lebih bagi para pelanggan,
terutama para tourist.
Dalam satu bulan, toko batik keluarga ini
mengambil barang langsung dari Tuban dan Madura sebanyak tiga kali. Harga jual barang
Hanoman Art Bali bisa mencapai dua sampai tiga kali lipat dari harga beli. Batik-batik
yang berukuran kecil harga jualnya berkisar sekitar tiga kali lipat harga beli,
namun yang berukuran besar berkisar dua kali lipat dari harga beli.
Pencatatan pemasukan dan pengeluaran
dicatat setiap terjadi transaksi. Baik transaksi pembelian ataupun penjualan.
Pengontrolan, pengecekan barang pun dilakukan setiap hari agar transaksi jual-beli
terproses dan terdistribusi dengan baik.
2.2
Analisis Data
Berikut
beberapa harga beli dan harga jual barang Hanoman Art, Bali :
Keterangan
|
Harga Beli
|
Harga Jual
|
Keuntungan
|
Scarf
|
Rp 45.000,-
|
Rp 150.000,-
|
Rp 105.000,-
|
Seser
|
Rp 30.000,-
|
Rp 100.000,-
|
Rp 70.000,-
|
Kain batik
|
Rp 450.000,-
|
Rp 1.000.000,-
|
Rp 550.000,-
|
Total
|
Rp 525.000,-
|
Rp 1.250.000,-
|
Rp 725.000,-
|
Hanoman Art, Bali.
Perhitungan secara abstrak
Prosentase keuntungan / laba kotor :
Rp 725.000,- x
100% = 138%
Rp 525.000,-
Dengan biaya angkut, biaya perjalanan dan
biaya-biaya lainnya yang berkisar sekitar Rp 200.000,- maka laba yang diperoleh
:
Rp 725.000 – Rp 200.000 = Rp 525.000,-
Prosentase laba bersih :
Rp 525.000,- x 100% = 100%
Rp 525.000,-
Dengan laba kotor yang berkisar sekitar
138% dan laba bersih mencapai 100%, maka dari data tersebut terlihat jelas
modal sudah tertutupi dengan laba bersih yang diperoleh.
Perhitungan perbulan
Apabila omset dalam satu bulan diketahui
sebesar Rp 15.000.000,- sampai dengan Rp 20.000.000,- sedangkan dalam satu
bulan terjadi transaksi pembelian sebanyak tiga kali dengan harga beli Rp
1.500.000,-/transaksi sampai dengan Rp 2.000.000,-/transaksi, maka harga beli
dalam satu bulan berkisar sekitar :
Rp 1.500.000,- x 3 = Rp 4.500.000,-
Rp 2.000.000,- x 3 = Rp 6.000.000,-
Dengan harga beli dan omset perbulan
tersebut maka dapat disimpulkan prosentase omset sebesar :
-
Pembelian Rp 4.500.000,- dalam satu bulan, maka :
Rp 15.000.000,- x 100% = 333%
Rp 4.500.000,-
Rp 20.000.000,- x 100% = 444%
Rp 4.500.000,-
-
Pembelian Rp 6.000.000,- dalam satu bulan, maka :
Rp 15.000.000,- x 100% = 250%
Rp 6.000.000,-
Rp 20.000.000,- x 100% = 333%
Rp
6.000.000,-
Maka dapat disimpulkan, keuntungan rata-rata bersih
yang diperoleh dalam satu bulan memiliki prosentase sebesar 250% hingga 444%.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan
uraian-uraian di atas dan analisa yang penulis tuangkan dalam bab-bab
sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
§ Memperkaya dan memperkhusus corak batik menimbulkan
minat pelanggan untuk membeli batik, sehingga transaksi jual-beli tetap
berjalan lancar.
§ Dalam sekali transaksi, Hanoman Art, Bali memperoleh
laba kotor dengan prosentase 138% dan memperoleh laba bersih dengan prosentase
100%.
§ Sedangkan keuntungan perbulan, Hanoman Art, Bali
memperoleh prosentase sekitar 250% hingga 444%.
Berbisnis merupakan jaminan masa depan. Begitu juga berbisnis di bidang fashion
batik. Semakin banyaknya masyarakat dalam dan luar negri yang mencintai Batik
Indonesia, menyebabkan bisnis fashion batik berkembang pesat. Lokasi berbisnis
pula lah yang menentukan besarnya laba.
Apabila dibandingkan dengan bisnis lain, penjualan baju muslim ataupun
baju sekolah, dapat dilihat bahwa baju muslim secara mayoritas hanya dibeli
oleh orang-orang muslim, dan baju sekolah digunakan oleh anak-anak sekolah.
Pangsa pasar pun sulit meluas. Sedangkan batik, berbagai macam kaum menyukai
dan menggunakan, pangsa pasar pun dapat meluas, baik di dalam ataupun di luar
negeri.
3.2 Saran
Berdasarkan
kesimpulan dari uraian tersebut penulis mencoba memberikan saran-saran yang
kiranya akan bermanfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang sebagai
berikut :
1.
Hendaknya Hanoman Art, Bali mempertahankan lokasi strategis untuk
mendapatkan laba yang maksimal.
2. Dalam menetapkan kebijakan harga
hendaknya dapat memperhatikan daya beli konsumen.
3.
Memperkaya motif dan warna corak batik harus tetap terlaksana.